BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen peserta didik dapat
diartiakn seagai usaha pengaturan terhadap peserta didik, mulai dari peserta
didik tersebut amsuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Secara
sosiologis peserta didik mempunyai kesamanan-kesamaan. Adanya kesamaan-kesamaan
yang dipunyai anak inilah yang melahirkan konsekuensi kesamaan hak-hak yang
mereka pyunyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian
melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan.
Dalam sistem demikian, layanan
yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamanan-kesamaan yang dipunyai oleh
anak. Pendidikan melalui sistem persekolahan dalam realitasnya memang lebih
bersifat massal ketimbang bersifat individual. Layanan yang lebih
diaksentuasikan kepada kesamaan anak yang bersifat massal ini, kemudian
digugat. Gugatan demikian, berkaitan dengan pandangan psikologis mengenai anak.
Ahwa setiapindividu pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka
mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda.
Layanan atas kesaamaan yang
dilakukan oleh sistem persekolahan tersebut dipertanyakan, dan sebagai
responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem
persekolahan tersebut. Adanya dua tuntutan pelayanan terhadap siswa, yakni
aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbdedaan anak. Sehingga melahirkan
pemikiran pentingnya manajemen peserta didik untuk mengatur bagaimana agar
tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah. Baik layanan yan
teraksentuasi pada kesamaan maupun perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan
agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan peserta
didik?
2. Apa tujuan dan fungsi manajemen pendidikan peserta didik?
3. Apa Pprinsip-prinsip manajemen peserta didik?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian manajemen peserta didik
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi manajemen peserta
didik
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen peserta didik
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Menurut hasibun dalam Mohamad
Mustari, manajemen sebagai ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai
suatu tujua tertentu.
Menurut Muhaimin, dkk. (2012),
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah manajemen biasa
dikenal dalam ilmu ekonomi, yang memfokuskan pada profit (keuntungan) dan komoditas komersial. Sedangkan manajemen
pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan.
Menurut Made Pidarta (2004), dalam
pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari pendapat-pendapat di atas, jelaskan bahwa
manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan
dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengetahuan
serta mempergunakan/ mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal
maupun material secara efektif dan efisein.
Pengertian Peserta Didik menurut
ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasioanal adalah anggota massyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertetu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Peserta didik adalah orang yang
mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depan.
Oemar hamalik mendefinisikan
peserta didik adalah suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya di proses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkulitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Abu Ahmadi berpendapat bahwa
peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/ pribadi (manusia
seutuhnya). Individu diartikan “orang seorang tidak tergantung dari orang lain,
dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak
dipaksa dari luar mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”.
Dari pengertian beberapa ahli,
bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/individu yang mendapat
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan
berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang
diberikan oleh pendidiknya.
Dari pengertian di atas dapat di
simpulkan bahwa peserta didik adalah orang atau individu yang mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuanya agar tumbuh
dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan ddalam menerima pelajaran
yang di berikan oleh pendidiknya.
Peserta didik mempunyai sebutan
yang berbeda-berbeda. Pada taman kanak-kanask di sebut dengan anak didik. Pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut dengan siswa. Sedangkan pada
jenjang pendidikan tinggi disebut dengan mahasiswa. Di samping sebutan tersebut
masih ada sebutan lain bagi peserta didik, yaitu : murid, pembelajaran, santri,
trainee dan didik? Manajemen peserta didik adalah layanan yang memusaatkan
perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar
kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan
keselurusan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
(Knezevich)
Manajemen peserta didik juga dapat
diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta
didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dengan
demkian, manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan
pencatatan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yamg lebih luas, yang
secara operasional dapat di pergunakan untuk membanyu kelancaran upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang
lebih luas, yang secara operasional dapat di pergunakan untuk membantu
kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses
pendidikan.
Adanya manajemen peserta didik
merupakan upaya untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta
didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan
lembaga pendidikan (Sekolah) karena sudah tamat/ lulus mengikuti pendidikan
pada lembaga pendidikan(sekolah) itu.
B. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan manajemen peserta didik
adalah mengatur kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran
dilembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran dilembaga
tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan
secara keseluruhan.
Fungsi manajemen peserta didik
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal
mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial,
aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan
dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang
perlu di perhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang di maksud adalah
sebagai berikut :
1) Dalam
mengembangkan program manajemen kepeserta didikan, penyelenggara harus mengacu
pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2) Manajemen
peserta didik di pandang sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah. Oleh
karena itu ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap
tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
3) Segala
bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik peserta didik.
4) Kegiatan-kegiatan
manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang
mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbeddaan.
Perbedaan-perbeddaan yang ada pada peserta didik tidak diarhkan bagi munculnya
konflik diantara mereka melainkan justru mempersatukan, saling memahami dan
saling menghargai. Sehingga setiap peserta didik memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
5) Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbing peserta didik.
6) Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah mendorong dan mengacu kemandirian peserta
didik. Prinsip kemandirian akan bermanfaat tidak hanya ketika disekolah,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat.
7) Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik
disekolah lebih-lebih dimasa depan.
C. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Agar tujuan dan fungsi manajemen
peserta didi tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaanya. Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan
harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2. Manajemen
peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan/atau mendukung terhadap
tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan
3. Segala
bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik peserta didik.
4. Kegiatan-kegiatan
manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang
mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan.
5. Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik.
6. Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta
didik.
7. Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik
disekolah lebih-lebih di masa depan.
D. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan
kepada siswa yang baru masuk sekolah, sekolah mereka memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh sekolah tersebut.
Langkah-langkah rekrutmen peserta didik (siswa baru)
adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan
panitia penerimaan sisiwa baru.
2. Pembuatan
dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara
terbuka.
3. Selanjutnya
adalah seleksi siswa. Seleksi siswa adalah kegiatan pemilihan calon peserta
didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi
peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a. Melalui
tes atau ujian
b. Melalui
penelusuran bakat kemampuan
c. Berdasarkan
nilai STTB atau UAN.
Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah
pendataan siswa. Data ini sangat dipearlukan untuk melaksanakan program
bimbingan dan penyuluhan jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi
pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa, memberikan saran kepada orang tua
tentang prestasi belajar siswa, pinda sekolah, dan sebagainya.
E. Hubungan Guru dengan Peserta Didik
Hubungan guru dan peserta didik
dapat dikatakan baik, jika hubungan tersebut memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Memahami
Guru memberi pemahaman yang tepat kepada
peserta didik agar ia tanggap terhadap proses belajar dan pembelajaran yang
dialaminya. Hal tersebut penting agar
peserta didik mampu memahami bahwa belajar dan proses pembelajaran yang
dialaminya semata-mata hanya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2. Saling
Terbuka
Guru dan peserta didik perlu untuk saling
bersikap jujur dan saling terbuka dalam memberikan informasi yang akan
dijadikan sebagai sumber masukan bagi peningkatan proses pembelajaran.
3. Komunikasi
Guru dan peserta didik perlu berkomunikasi
dengan aktif sehingga terbangun pemahaman yang baik, yang dapat memudahkan
proses belajar dan pembelajaran.
4. Kebebasan
Guru memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan
kedewasaannya, kepribadiannya, serta kreativitasnya yang dialaminya.
5. Dukungan
Guru dan peserta didik harus saling mendukung
agar kepentingannya terpenuhi dengan baik. Guru membutuhkan peserta didik yang
taat kepaa aturan, megikuti mata pelajaran dengan baik, serta terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Sementara
peserta didik kepentingannya dapat dipenuhi oleh guru melalui proses
pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, inspiratif, dan mampu mengembangkan
segala potensi yang dimilikinya.
F. Identifikasi dan Pola Tingkah Laku Peserta Didik
Terkait dengan proses
identifikasi peserta didik, amak yang perlu diperhatikan bahwa:
1. Tahap
meminta perhatian
Apabila seorang guru merasa terganggu oleh
perbuatan peserta didiknya, maka kemungkinan peserta didik tersebut berada
dalam tahap meminta perhatian (attention
getting). Oleh karena tu, guru perlu memberikan perhatian yang memadai bagi
peserta didik tersebut.
2. Tahap
Ingin Berkuasa
Apabila guru merasa dikalahkan atau
terancam oleh perbuatan peserta didiknya, maka kemungkinan peserta didik
tersebut berada dalam tahap ingin berkuasa (power
seeking). Oleh karena itu,guru perlu memberikan pendekatan yang tepat yang
dibarengi dengan pemberian pengertian terhadap peserta didik tersebut.
3. Tahap
Ingin membalas Dendam
Apabila guru merasa tersinggung atau
terluka hati oleh perbuatan peserta didik, kemungkinan peserta didik tersebut
pada tahap ingin membalas dendam (revenge-seeking). Oleh karena itu, guru perlu melakukan
pendekatan dengan komunikasi yang intens mengenai apa yang dirasakan oleh
peserta didik terhadap dirinya (guru).
4. Tahapan
ketidak mampuan
Apabila guru merasa benar-benar tidak mampu
lagi berbuat apa-apa untuk menghadapai sikap dan peilaku peserta didik,
makakemungkinan besar peserta didik ingin mengetahui sejauhmana ketidakmampuan
guru dalam mengaturnya. Oleh karena itu, guru perlu menyemangati dirnya sendiri
dan menunjukkan kepada peserta didik bahwa ia memiliki sikap dan perilaku yang
baik.
Berdasarkan
empat identifikasi tersebut, terbentuklah empat pola tingkah laku yang sering
Nampak dalam diri peserta didik secara individual, seperti tabel yang disajikan
berikut:
Pola Tingkah Laku
|
Penjelasan
|
Aktif-Konstruktif
|
Pola
tingkah laku ini bersifat penuh ambisi dan ingin menjadi pusat perhatian
(super star) di kelasnya. Peserta
didik dengan pola seperti ini memiliki daya dan usaha untuk membantu guru
dengan penuh semangat dan vitalitas.
|
Aktif-Destruktif
|
Pola
tingkah laku seperti ini diwujudkan dalam bentuk suka marah, kasar, berkata
kotor, dan memberontak. Pola ini
cenderung memberikan ketidaknyamanan bagi peserta didik yang lain, bahkan
ketidaknyamanan bagi guru yang ada di kelas.
|
Pasif-Konstruktif
|
Pola
tingkah laku yang menunjukkan kepada satu bentuk tingkah laku yang lamban
dengan maksud supaya selalu dibantu dan mengharapkan perhatian dari guru.
|
Pasif-Destruktif
|
Pola
tingkah laku yang menunjukkan kemalasan (sifat pemalas) dan keras kepala
sehingga merugikan bagi diri sendiri peserta didik itu sendiri.
|
G. Minat Belajar Peserta Didik
Minat secara sederhana dapat
dipahami sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar
terhadap sesuatu hal. Istilah minat
merupakan terminology aspek kepribadian, yang menggambarkan adanya kemauan,
dorongan yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek lain yang
sejenis. Objek dari minat bisa berbagai
macam, baik makhluk hidup, aktivitas, benda mati, pekerjaan dan lain-lain.
Menurut Slameto (2010) menyatakan
bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Djamarah (2008)
menyatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas.
Belajar dalam pandangan
psikologis merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhn
hidupnya. Menurut Slameto (2010)
menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian minat dan
belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat belajar
adalah sesuatu keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan
yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah
laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
H. Pembinaan Peserta Didik
Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh sekolah
dalam kegiatanya denga manajemen peserta didik ialah pembinaan siswa. Dalam hal
ini langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah :
1. Memberikan
orientasi kepada siswa baru. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik
antara lain:
a. Agar
peserta didik dapat mengerti dan menaati segala peraturan yang ada disekolah.
b. Agar
peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
c. Agar
peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental
dan emosional sehingga merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran
disekolah serta dapat menyesuiakan dengan kebutuhan sekolah.
2. Mengatur
dna mencatat kehadira siswa.
3. Mencatat
prestasi dari kegiatan yang diraih ataudilakukan oleh siswa.
4. Mengatur
disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
Untuk mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut,
seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melakukan hal-hal berikut
ini, yiatu:
1. Pengaturan
tata tertib sekolah karena tata tertib merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat memperaktikkan
disiplin.
2. Pemberian
promosi seperti dnegan adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari
satu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan
tertentu yang telah dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oelh
sekolah.
3. Pemberian
hak mutasi, sementara muatsi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke
sekolah lainnya karena alasan tertentu
4. Pengelompokkan
siswa, kegiatan pengelompokkan siswa merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan
setelah seorang siswa dinyatakan lulus dan boleh mengikuti program pembelajaran
di sekolah tertentu.
Pembinaan peserta didik mempunyai nilai strategis,
disamping sebagai slah satu faktor penentu keberhasilan sumber daya manusia
masa depan, sasarannya adalah anak usia 6-18 tahun, suatu tigkat perkembangan
usia anak, dimana secar psikis dan fisik anak sedang mengalami pertumbuhan,
suatu periode usia yang ditandai dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil,
agresifitas yang tinggidan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Guna
mengantisipasi kompleksitas permaslahan tersebut diperlukan pembinaan anak usia
sekolah dengan profesional yang didalamya mengandung sebagi nilai, seperti:
1. Peningkatan
mutu gizi
2. Perilaku
kehidupan beragama dan perilaku terpuji
3. Penanaman
rasa cinta tanah air
4. Disiplin
dan kemandirian
5. Peningkatan
daya cipta, daya analisis, prakarsa dan day rekreasi
6. Penumbuhan
kesadaran akan hidup bermasyarakat
7. Penelusuran
bakat dan minta peserta didik
8. Serta
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga diharapkan anak nantinya
akan menjadi sosok yang siap dan tahan banting menghadapi tantangan
perkembangan zaman yang semakin kompleks.
Kemudian, dlaam rangka membina siswa secar komprehensif,
pihak sekolah mesti memberikan layanan khusu yang menunjang manajemen
kesiswaan. Layanan tersebut diantaranya adalah:
1. Layanan
bimbingan dan konseling. Imbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada
siswa dengan memerhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan
yang dihadapi dlam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami
dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
2. Layanan
perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan
kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembeljaran
disekolah.
3. Layanan
katin/kafetaria
4. Layanan
kesehtan
5. Layanan
transportasi sekolah
6. Layanan
Asrama.
I. Pemberdayaan Organisasi Siswa
Selain pengembangan dan pembinaan siswa yang ditinjau dari
segi kokurikuler juga ada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan korikuler bertujuan
agar siswa lebihmendalami dan meghayati bahan yang dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan baik secara perorangan
maupun secara kelompok, dalam bentuk pekerjaan rumah ataupun tugas-tugas lain
yang menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran dengan tatpap muka.
Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
yang dilakukan diluar jam pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun di
luar sekolah, namun masih dalam ruang lingkup tanggung jawab kepala sekoolah.
Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan siswa mendorong pembinaan nilai dan sikap mereka demi untuk
mengembangkan minat dan bakat siswa.
Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam
melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler seperti:
1. Meningkatkan
aspek pengetahuan sikap dan keterampilan siswa.
2. Mendorong
bakat dan minat mereka
3. Menentukan
waktu
4. Objek
kekuatan sesuai dengan kondisi lingkungan
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dlam
berbagai bentuk kegiatan seperti:
1. Kepramukaan
2. Usaha
kesehatan sekolah
3. Patroli
keamanan sekolah
4. Peringatan
hari-hari besar agama dan nasional
5. Pengenalan
alam sekitarnnya
6. Kelompok
ilmiah
7. Olah
raga/seni budaya dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Peserta didik merupakan individu yang memilki
sejumlah potensi, baik bersifat fisik maupun psikis yang khas, sehingga ia
merupakan insan manusia dengan pribadi yang unik.
·
Peserta didik merupakan individu yang sedang
mengalami perkembangan, baik berdasarkan tahap kematangan usianya, maupun
sebagai respon terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.
·
Peserta didik adalah individu yang membutuhkan
bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, sehingga ia membutuhkan untuk
berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya,
dimana sekolah merupakan salah satu tempat yang formal untuk mendidik dan
mengajar.
B. Saran
Kita sebagai calon guru harusnya mampu
mendidik para peserta didik kita dengan baik, dengan proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, guru
harus mengenal karakteristik mereka agar bisa mengembangkan minat peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
Dosen, Tim. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Donni, Juni
Priansa. Manajemen peserta Dan Didik
Model Pembelajaran: Cerdas, Kreatif, dan Inovatif. Bandung: ALFABETA, 2015.
Muhaimin, Suti'ah dan Sugeng Listyo Prabowo. Manajemen
Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2009.
Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo, 2014.
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta, 2004.
How do I make money in real money? | Work-to-Earn Tips
BalasHapusYou don't need to make money with a slot หาเงินออนไลน์ machine. If you want to find the most basic slots games to play online and start winning money, it is best