Jumat, 20 Mei 2016

Makalah manajemen peserta didik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen peserta didik dapat diartiakn seagai usaha pengaturan terhadap peserta didik, mulai dari peserta didik tersebut amsuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Secara sosiologis peserta didik mempunyai kesamanan-kesamaan. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan konsekuensi kesamaan hak-hak yang mereka pyunyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan.
Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamanan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem persekolahan dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak yang bersifat massal ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan dengan pandangan psikologis mengenai anak. Ahwa setiapindividu pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda.
Layanan atas kesaamaan yang dilakukan oleh sistem persekolahan tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem persekolahan tersebut. Adanya dua tuntutan pelayanan terhadap siswa, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbdedaan anak. Sehingga melahirkan pemikiran pentingnya manajemen peserta didik untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah. Baik layanan yan teraksentuasi pada kesamaan maupun perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan peserta didik?
2. Apa tujuan dan fungsi manajemen pendidikan peserta didik?
3. Apa Pprinsip-prinsip manajemen peserta didik?

C. Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian manajemen peserta didik
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi manajemen peserta didik
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen peserta didik


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik

Menurut hasibun dalam Mohamad Mustari, manajemen sebagai ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujua tertentu.
Menurut Muhaimin, dkk. (2012), Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi, yang memfokuskan pada profit (keuntungan) dan komoditas komersial. Sedangkan manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan.
Menurut Made Pidarta (2004), dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari  pendapat-pendapat di atas, jelaskan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengetahuan serta mempergunakan/ mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisein.
Pengertian Peserta Didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal adalah anggota massyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertetu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Oemar hamalik mendefinisikan peserta didik adalah suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang  selanjutnya di proses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkulitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Abu Ahmadi berpendapat bahwa peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/ pribadi (manusia seutuhnya). Individu diartikan “orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”.
Dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/individu yang mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa peserta didik adalah orang atau individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuanya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan ddalam menerima pelajaran yang di berikan oleh pendidiknya.
Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-berbeda. Pada taman kanak-kanask di sebut dengan anak didik. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut dengan siswa. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dengan mahasiswa. Di samping sebutan tersebut masih ada sebutan lain bagi peserta didik, yaitu : murid, pembelajaran, santri, trainee dan didik? Manajemen peserta didik adalah layanan yang memusaatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keselurusan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. (Knezevich)
Manajemen peserta didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dengan demkian, manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yamg lebih luas, yang secara operasional dapat di pergunakan untuk membanyu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat di pergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.
Adanya manajemen peserta didik merupakan upaya untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan (Sekolah) karena sudah tamat/ lulus mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan(sekolah) itu.

B. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik

Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran dilembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang di maksud adalah sebagai berikut :
1)    Dalam mengembangkan program manajemen kepeserta didikan, penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2)    Manajemen peserta didik di pandang sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
3)    Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4)    Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbeddaan. Perbedaan-perbeddaan yang ada pada peserta didik tidak diarhkan bagi munculnya konflik diantara mereka melainkan justru mempersatukan, saling memahami dan saling menghargai. Sehingga setiap peserta didik memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
5)    Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbing peserta didik.
6)    Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan mengacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian akan bermanfaat tidak hanya ketika disekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat.
7)    Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik disekolah lebih-lebih dimasa depan.

C. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik

Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didi tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaanya. Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.    Penyelenggaraan harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2.    Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan/atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan
3.    Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4.    Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan.
5.    Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6.    Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
7.    Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik disekolah lebih-lebih di masa depan.

D. Penerimaan Peserta Didik

Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, sekolah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut.
Langkah-langkah rekrutmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut:
1.    Pembentukan panitia penerimaan sisiwa baru.
2.    Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka.
3.    Selanjutnya adalah seleksi siswa. Seleksi siswa adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a.    Melalui tes atau ujian
b.    Melalui penelusuran bakat kemampuan
c.    Berdasarkan nilai STTB atau UAN.
Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa. Data ini sangat dipearlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa, memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pinda sekolah, dan sebagainya.





E. Hubungan Guru dengan Peserta Didik

Hubungan guru dan peserta didik dapat dikatakan baik, jika hubungan tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.    Memahami
Guru memberi pemahaman yang tepat kepada peserta didik agar ia tanggap terhadap proses belajar dan pembelajaran yang dialaminya.  Hal tersebut penting agar peserta didik mampu memahami bahwa belajar dan proses pembelajaran yang dialaminya semata-mata hanya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2.    Saling Terbuka
Guru dan peserta didik perlu untuk saling bersikap jujur dan saling terbuka dalam memberikan informasi yang akan dijadikan sebagai sumber masukan bagi peningkatan proses pembelajaran.
3.    Komunikasi
Guru dan peserta didik perlu berkomunikasi dengan aktif sehingga terbangun pemahaman yang baik, yang dapat memudahkan proses belajar dan pembelajaran.
4.    Kebebasan
Guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan kedewasaannya, kepribadiannya, serta kreativitasnya yang dialaminya.
5.    Dukungan
Guru dan peserta didik harus saling mendukung agar kepentingannya terpenuhi dengan baik. Guru membutuhkan peserta didik yang taat kepaa aturan, megikuti mata pelajaran dengan baik, serta terlibat aktif dalam proses pembelajaran.  Sementara peserta didik kepentingannya dapat dipenuhi oleh guru melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, inspiratif, dan mampu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.

F. Identifikasi dan Pola Tingkah Laku Peserta Didik

Terkait dengan proses identifikasi peserta didik, amak yang perlu diperhatikan bahwa:
1.    Tahap meminta perhatian
Apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan peserta didiknya, maka kemungkinan peserta didik tersebut berada dalam tahap meminta perhatian (attention getting). Oleh karena tu, guru perlu memberikan perhatian yang memadai bagi peserta didik tersebut.
2.    Tahap Ingin Berkuasa
Apabila guru merasa dikalahkan atau terancam oleh perbuatan peserta didiknya, maka kemungkinan peserta didik tersebut berada dalam tahap ingin berkuasa (power seeking). Oleh karena itu,guru perlu memberikan pendekatan yang tepat yang dibarengi dengan pemberian pengertian terhadap peserta didik tersebut.
3.    Tahap Ingin membalas Dendam
Apabila guru merasa tersinggung atau terluka hati oleh perbuatan peserta didik, kemungkinan peserta didik tersebut pada tahap ingin membalas dendam (revenge-seeking).  Oleh karena itu, guru perlu melakukan pendekatan dengan komunikasi yang intens mengenai apa yang dirasakan oleh peserta didik terhadap dirinya (guru).
4.    Tahapan ketidak mampuan
Apabila guru merasa benar-benar tidak mampu lagi berbuat apa-apa untuk menghadapai sikap dan peilaku peserta didik, makakemungkinan besar peserta didik ingin mengetahui sejauhmana ketidakmampuan guru dalam mengaturnya. Oleh karena itu, guru perlu menyemangati dirnya sendiri dan menunjukkan kepada peserta didik bahwa ia memiliki sikap dan perilaku yang baik.
Berdasarkan empat identifikasi tersebut, terbentuklah empat pola tingkah laku yang sering Nampak dalam diri peserta didik secara individual, seperti tabel yang disajikan berikut:
Pola Tingkah Laku
Penjelasan
Aktif-Konstruktif
Pola tingkah laku ini bersifat penuh ambisi dan ingin menjadi pusat perhatian (super star) di kelasnya.  Peserta didik dengan pola seperti ini memiliki daya dan usaha untuk membantu guru dengan penuh semangat dan vitalitas.
Aktif-Destruktif
Pola tingkah laku seperti ini diwujudkan dalam bentuk suka marah, kasar, berkata kotor, dan memberontak.  Pola ini cenderung memberikan ketidaknyamanan bagi peserta didik yang lain, bahkan ketidaknyamanan bagi guru yang ada di kelas.
Pasif-Konstruktif
Pola tingkah laku yang menunjukkan kepada satu bentuk tingkah laku yang lamban dengan maksud supaya selalu dibantu dan mengharapkan perhatian dari guru.
Pasif-Destruktif
Pola tingkah laku yang menunjukkan kemalasan (sifat pemalas) dan keras kepala sehingga merugikan bagi diri sendiri peserta didik itu sendiri.


G. Minat Belajar Peserta Didik

Minat secara sederhana dapat dipahami sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu hal.  Istilah minat merupakan terminology aspek kepribadian, yang menggambarkan adanya kemauan, dorongan yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek lain yang sejenis.  Objek dari minat bisa berbagai macam, baik makhluk hidup, aktivitas, benda mati, pekerjaan dan lain-lain.
Menurut Slameto (2010) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Djamarah (2008) menyatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas.
Belajar dalam pandangan psikologis merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhn hidupnya.  Menurut Slameto (2010) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian minat dan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat belajar adalah sesuatu keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.


H. Pembinaan Peserta Didik

Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh sekolah dalam kegiatanya denga manajemen peserta didik ialah pembinaan siswa. Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah :
1.    Memberikan orientasi kepada siswa baru. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
a.    Agar peserta didik dapat mengerti dan menaati segala peraturan yang ada disekolah.
b.    Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
c.    Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran disekolah serta dapat menyesuiakan dengan kebutuhan sekolah.
2.    Mengatur dna mencatat kehadira siswa.
3.    Mencatat prestasi dari kegiatan yang diraih ataudilakukan oleh siswa.
4.    Mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
Untuk mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melakukan hal-hal berikut ini, yiatu:
1.    Pengaturan tata tertib sekolah karena tata tertib merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat memperaktikkan disiplin.
2.    Pemberian promosi seperti dnegan adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan tertentu yang telah dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oelh sekolah.
3.    Pemberian hak mutasi, sementara muatsi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan tertentu
4.    Pengelompokkan siswa, kegiatan pengelompokkan siswa merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan setelah seorang siswa dinyatakan lulus dan boleh mengikuti program pembelajaran di sekolah tertentu.
Pembinaan peserta didik mempunyai nilai strategis, disamping sebagai slah satu faktor penentu keberhasilan sumber daya manusia masa depan, sasarannya adalah anak usia 6-18 tahun, suatu tigkat perkembangan usia anak, dimana secar psikis dan fisik anak sedang mengalami pertumbuhan, suatu periode usia yang ditandai dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil, agresifitas yang tinggidan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Guna mengantisipasi kompleksitas permaslahan tersebut diperlukan pembinaan anak usia sekolah dengan profesional yang didalamya mengandung sebagi nilai, seperti:
1.    Peningkatan mutu gizi
2.    Perilaku kehidupan beragama dan perilaku terpuji
3.    Penanaman rasa cinta tanah air
4.    Disiplin dan kemandirian
5.    Peningkatan daya cipta, daya analisis, prakarsa dan day rekreasi
6.    Penumbuhan kesadaran akan hidup bermasyarakat
7.    Penelusuran bakat dan minta peserta didik
8.    Serta kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga diharapkan anak nantinya akan menjadi sosok yang siap dan tahan banting menghadapi tantangan perkembangan zaman yang semakin kompleks.
Kemudian, dlaam rangka membina siswa secar komprehensif, pihak sekolah mesti memberikan layanan khusu yang menunjang manajemen kesiswaan. Layanan tersebut diantaranya adalah:
1.    Layanan bimbingan dan konseling. Imbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memerhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dlam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
2.    Layanan perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembeljaran disekolah.
3.    Layanan katin/kafetaria
4.    Layanan kesehtan
5.    Layanan transportasi sekolah
6.    Layanan Asrama.

I. Pemberdayaan Organisasi Siswa

Selain pengembangan dan pembinaan siswa yang ditinjau dari segi kokurikuler juga ada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan korikuler bertujuan agar siswa lebihmendalami dan meghayati bahan yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun secara kelompok, dalam bentuk pekerjaan rumah ataupun tugas-tugas lain yang menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran dengan tatpap muka.
Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, namun masih dalam ruang lingkup tanggung jawab kepala sekoolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa mendorong pembinaan nilai dan sikap mereka demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa.
Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler seperti:
1.    Meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilan siswa.
2.    Mendorong bakat dan minat mereka
3.    Menentukan waktu
4.    Objek kekuatan sesuai dengan kondisi lingkungan
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dlam berbagai bentuk kegiatan seperti:
1.    Kepramukaan
2.    Usaha kesehatan sekolah
3.    Patroli keamanan sekolah
4.    Peringatan hari-hari besar agama dan nasional
5.    Pengenalan alam sekitarnnya
6.    Kelompok ilmiah
7.    Olah raga/seni budaya dan lain sebagainya.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

·         Peserta didik merupakan individu yang memilki sejumlah potensi, baik bersifat fisik maupun psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan manusia dengan pribadi yang unik.
·         Peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan, baik berdasarkan tahap kematangan usianya, maupun sebagai respon terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.
·         Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, sehingga ia membutuhkan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, dimana sekolah merupakan salah satu tempat yang formal untuk mendidik dan mengajar.

B. Saran

            Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta didik kita dengan baik, dengan proses belajar mengajar berjalan dengan baik.  Oleh karena itu, guru harus mengenal karakteristik mereka agar bisa mengembangkan minat peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA


Dosen, Tim. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Donni, Juni Priansa. Manajemen peserta Dan Didik Model Pembelajaran: Cerdas, Kreatif, dan Inovatif. Bandung: ALFABETA, 2015.
Muhaimin, Suti'ah dan Sugeng Listyo Prabowo. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2009.
Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2014.
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.



1 komentar:

  1. How do I make money in real money? | Work-to-Earn Tips
    You don't need to make money with a slot หาเงินออนไลน์ machine. If you want to find the most basic slots games to play online and start winning money, it is best

    BalasHapus